Kamis, 30 April 2015

16

Judul ke 16

ABDUL MUTHALIB

"Tidak, aku tidak akan membiarkannya pergi." Jawab Salma. "Ia buah hatiku satu-satunya. Wajahnyalah yang senantiasa mengingatkan aku akan wajah ayahnya."

"Aku juga menyayangi Hasyim." Jawab al-Muthalib, "bukan cuma aku, tapi penduduk kota Mekah juga menyayanginya. Mereka pasti akan senang sekali menyambut kedatangan putra Hasyim. Begitu melihat wajah anak ini, rasa sayangku timbul kepadanya. Seolah-olah, aku melihat Hasyim hidup kembali dan berdiri di hadapanku. Izinkan aku membawanya pergi. Sesungguhnya, Mekah adalah kerajaan ayahnya dan Mekah adalah tanah suci yang dicintai oleh seluruh bangsa Arab. Tidakkah pantas putramu pergi ke sana dan melanjutkan pemerintahan ayahnya?"

Salma memandang Syaibah dengan mata berkaca-kaca. Hatinya ingin agar putra satu-satunya itu tetap di sisinya. Namun, ia tahu masa depan Syaibah bukan di Yatsrib, melainkan di Mekah. Akhirnya, ia pun mengangguk, "Baiklah, kuizinkan ia pergi."

Dengan amat gembira, Al-Muthalib mengajak keponakannya itu pulang. Syaibah duduk membonceng unta di belakang pamannya. Ketika mereka tiba di Mekah, orang-orang menyangka bahwa anak yang duduk di belakang Al-Muthalib adalah budaknya.

"Abdul Muthalib (Budak Al-Muthalib)! Abdul Muthalib!" Panggil mereka kepada Syaibah.

"Celaka kalian! Dia bukan budakku, dia anak saudaraku, Hasyim!"

Namun, orang-orang terlanjur menyebutnya demikian sehingga akhirnya nama Syaibah pun terlupakan. Setelah itu, ia dikenal dengan nama Abdul Muthalib. Ia kelak menjadi kakek Nabi Muhammad SAW.

Setelah tumbuh dewasa, Abdul Muthalib menjadi seorang pemuka Mekah sebagaimana Hasyim, bapaknya.

Saudaraku tercinta, pada zaman pemerintahannya, abdul Muthalib melakukan sebuah perbuatan yang akan dikenang orang sepanjang zaman. Perbuatan apakah itu?

-------- to be continued ---------

* Ensiklopedia mini*

HARTA ABDUL MUTHALIB

Setelah Hasyim meninggal, hartanya dikuasai oleh Naufal, adiknya yang terkecil. Ketika dewasa, Abdul Muthalib hendak meminta harta ayahnya, tetapi Naufal menolak. Abdul Muthalib pun meminta bantuan kerabat ibunya yang tinggal di Yatsrib. Orang-orang Yatsrib mengirimkan 80 pasukan berkuda. Naufal pun ketakutan dan menyerahkan harta Hasyim kepada Naufal.

Sumber: Buku Muhammad Teladanku jilid 1 (Kelahiran Muhammad), halaman 32-33.

*Sygma Daya Insani*

0 komentar:

 

Cuman Cerita Kami Copyright © 2009 Cookiez is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template